Kini aku duduk ditepi jalanraya menunggu seorang teman yang
pulang dari daerah rantaunya, si Jaka . Aku duduk di kursi dekat kantor pos
berwarna oranye yang berdiri megah karena baru saja direnovasi. Mataku tak bisa
berhenti kekanan dan kekiri mengikuti lalu
lalang kendaraan. Jalan raya malam ini sangat ramai , inilah akhir ramadhan. Kemudian
semua kendaraan tiba-tiba terhenti , “
Wah kenapa lalu lintas terhenti ??“ tanyaku dalam hati. Ternyata ada
segerombolan adik- adik membawa obor berkobar , ditemani ibu bapak dan mungkin
kakak”nya sambil melatunkan takbir.
“Allahu Akbar , Allahu Akbar , Allahu
Akbar.....”
Takbir keliling , itulah yang sedang mereka lalukan. Akupun
ikut senang melihatnya , mereka sangat bersemangat bertakbir, bertahlil dan
bertahmid seperti tak ada beban. Hingga lidah ini tak mampu menahan mengkuti
lantunan takbir mereka. Rombongan takbir keliling itu akhirnya terlewat begitu
saja. Sambil bibir terus berucap mengikuti takbir.
“Allahu Akbar , Allahu Akbar , Allahu
Akbar.....”
Dan mata ini kemudian tertari pada sebuah toko yang sangat ramai pengunjungnya di seberang jalan. Pemuda-
pemudi lebih banyak jumlahnya
dibandingkan seorang yang telah berkeluarga. mereka pun tak kalah semangat seperti adik-adik yang bertakbir keliling tadi ,
hanya saja mereka bersemangat memilih baju dan souvenir cantik untuk lebaran .
Ada yang memborong banyak sekali barang , mulai dari atasan hingga bawahan. Ada
yang hanya sibuk memilih tapi tak ada yang sesuai. Ada juga adik kecil yang
menangis meminta kepada ayahnya baju baru , padahal dia sudah membawa baju
barunya . “hehehemmmmb ..... “ hati
ini bergumam.
Kemudian aku menengok jam tanganku
, ternyata sudah pukul 21.00 ( sembilan malam ) . tiba- tiba seorang kakek
lewat di depanku dengan becak tuanya. Dia sepertinya terburu –buru pulang dan bersemangat sekali untuk pulang. Tampak
dari raut muka yang ceria dan cara mengayuh pedal yang penuh kekuatan. “wuzzzhhh .. wuzzzh .. “
Di depan becaknya pun terdapat jajanan
khas ramadhan yang terbungkus rapi dengan kresek warna merah , tampaknya kakek
ini habis dapat bingkisan ramadhan. “
Alhamdulillah ,ikut senang.” jadi
senyum- senyum sendiri.
Kemudian senyumku terhenti . Aku menengok ke
atas langit , langit sangat cerah malam ini , bintang- bintang tak ada yang
ingkar dengan cahayanya. Dari sinilah aku mulai berfikir panjang. Bertanya –
tanya sendiri dan kujawab- jawab sendiri. Benar , ternyata malam ini takbir ,
dan aku masih diberi kesempatan merayakan kemenangan , aku mulai sedikit
berhayal menanya –nanya sudut-sudut hati , kenapa aku melihat tiga kondisi
sekaligus malam ini. Adik- adik yang semangat bertakbir ,pemuda-pemuda yang
berbelanja , dan kakek renta yang mengayuh becak tuanya. Ini keadaan yang tak
biasa , aku yakin Allah sedang menyampaikan sesuatu untukku malam ini. Aku
mulai mereka-reka apa yang sedang terjadi terhadapku , pertanyaan-pertanyaan
pun mulai berjubel dalam pikiranku ,hingga aku sendiri mulai kebingungan karna
tak tau jawabnya , dan air mataku tiba-tiba menetes. Karena pertanyaan yang menurutku sangat berat , Apa aku harus jadi seperti anak kecil ,pemuda ,ataukah kakek tadi ?? apa yang
kudapatkan di ramadhan ini ?? apa hanya sekedar baju baru ?? bingkisana ?? Inikah
hari kemenangan ? aku sangat kebingungan tentang hal itu.
Tiba-tiba seseorang menepuk
pundakku “plaaakkk,.... “
“Hee nglamun aja, sudah lama kau menungguku broo .... “ ,aku menoleh kaget. Ternyata Si Jaka sudah datang.
“ehhh kamu Jak, ngagetin aja ... belum lama baru juga 5 menit “ jawabku .
“Yasudah , Ayo dah pulang , sudah kangen ibuku aku “ kata si jaka.
“Okk siapp , kita cuzzz “ ,jawabku segera .
Dan akhirnya kami pulang, sementara aku belum menemui jawaban. Dalam pikir hanya berkata “sangat simpel sekali , Nanti malam akan ku tanyakan pada Tuhan. Aku pasti menemukan jawaban.”
“Hee nglamun aja, sudah lama kau menungguku broo .... “ ,aku menoleh kaget. Ternyata Si Jaka sudah datang.
“ehhh kamu Jak, ngagetin aja ... belum lama baru juga 5 menit “ jawabku .
“Yasudah , Ayo dah pulang , sudah kangen ibuku aku “ kata si jaka.
“Okk siapp , kita cuzzz “ ,jawabku segera .
Dan akhirnya kami pulang, sementara aku belum menemui jawaban. Dalam pikir hanya berkata “sangat simpel sekali , Nanti malam akan ku tanyakan pada Tuhan. Aku pasti menemukan jawaban.”
Kemudaian si jaka mengajaku
ngobrol kesana kemari saat dia ku bonceng, dan pada satu perkataan yang sangat
ku ingat “ aku tadi ketemu orang bro..
dia cerita banyak tentang hari raya , spertinya dia ustad dan bilang gini “Semua hari yang tidak kita
gunakan maksiat kepada Allah ,adalah hari raya yang sebenarnya ,Begitulah kata
sebagian sahabat Rosul. “ begitu
broo katanya.
Tanpa ku tanggapi , karena aku
berfikir , ya itulah jawabanya.
Sumber:
Kisah inspiratif kemarin malam.
sugitcak
sugitcak
19 juli 2015
Cerita
hikmah
islam