Senin, 20 Juli 2015

Inikah Hari Raya ??


       Kini aku duduk ditepi jalanraya menunggu seorang teman yang pulang dari daerah rantaunya, si Jaka . Aku duduk di kursi dekat kantor pos berwarna oranye yang berdiri megah karena baru saja direnovasi. Mataku tak bisa berhenti kekanan dan kekiri mengikuti  lalu lalang kendaraan. Jalan raya malam ini sangat ramai , inilah akhir ramadhan. Kemudian semua kendaraan tiba-tiba  terhenti , “ Wah kenapa lalu lintas terhenti ??“ tanyaku dalam hati. Ternyata ada segerombolan adik- adik membawa obor berkobar , ditemani ibu bapak dan mungkin kakak”nya sambil melatunkan takbir.

“Allahu Akbar , Allahu Akbar , Allahu Akbar.....”

Takbir keliling , itulah yang sedang mereka lalukan. Akupun ikut senang melihatnya , mereka sangat bersemangat bertakbir, bertahlil dan bertahmid seperti tak ada beban. Hingga lidah ini tak mampu menahan mengkuti lantunan takbir mereka. Rombongan takbir keliling itu akhirnya terlewat begitu saja. Sambil bibir terus berucap mengikuti takbir.

                              “Allahu Akbar , Allahu Akbar , Allahu Akbar.....”

Dan mata ini kemudian tertari pada sebuah toko yang sangat ramai pengunjungnya di seberang jalan. Pemuda- pemudi  lebih banyak jumlahnya dibandingkan seorang yang telah berkeluarga.  mereka pun tak kalah semangat seperti  adik-adik yang bertakbir keliling tadi , hanya saja mereka bersemangat memilih baju dan souvenir cantik untuk lebaran . Ada yang memborong banyak sekali barang , mulai dari atasan hingga bawahan. Ada yang hanya sibuk memilih tapi tak ada yang sesuai. Ada juga adik kecil yang menangis meminta kepada ayahnya baju baru , padahal dia sudah membawa baju barunya . “hehehemmmmb ..... “ hati ini bergumam.

Kemudian aku menengok jam tanganku , ternyata sudah pukul 21.00 ( sembilan malam ) . tiba- tiba seorang kakek lewat di depanku dengan becak tuanya. Dia sepertinya terburu –buru pulang  dan bersemangat sekali untuk pulang. Tampak dari raut muka yang ceria dan cara mengayuh pedal yang penuh kekuatan. “wuzzzhhh .. wuzzzh .. “
Di depan becaknya pun terdapat jajanan khas ramadhan yang terbungkus rapi dengan kresek warna merah , tampaknya kakek ini habis dapat bingkisan ramadhan. “ Alhamdulillah ,ikut senang.”  jadi senyum- senyum sendiri.

 Kemudian senyumku terhenti . Aku menengok ke atas langit , langit sangat cerah malam ini , bintang- bintang tak ada yang ingkar dengan cahayanya. Dari sinilah aku mulai berfikir panjang. Bertanya – tanya sendiri dan kujawab- jawab sendiri. Benar , ternyata malam ini takbir , dan aku masih diberi kesempatan merayakan kemenangan , aku mulai sedikit berhayal menanya –nanya sudut-sudut hati , kenapa aku melihat tiga kondisi sekaligus malam ini. Adik- adik yang semangat bertakbir ,pemuda-pemuda yang berbelanja , dan kakek renta yang mengayuh becak tuanya. Ini keadaan yang tak biasa , aku yakin Allah sedang menyampaikan sesuatu untukku malam ini. Aku mulai mereka-reka apa yang sedang terjadi terhadapku , pertanyaan-pertanyaan pun mulai berjubel dalam pikiranku ,hingga aku sendiri mulai kebingungan karna tak tau jawabnya , dan air mataku tiba-tiba menetes. Karena  pertanyaan yang menurutku sangat berat , Apa aku harus jadi seperti anak kecil  ,pemuda ,ataukah kakek tadi ?? apa yang kudapatkan di ramadhan ini ?? apa hanya sekedar baju baru ?? bingkisana ?? Inikah hari kemenangan ? aku sangat kebingungan tentang hal itu.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku “plaaakkk,.... “
“Hee nglamun aja,  sudah lama kau menungguku broo .... “  ,aku menoleh kaget. Ternyata Si Jaka sudah datang.
“ehhh kamu Jak, ngagetin aja ... belum lama baru juga 5 menit “ jawabku .
“Yasudah , Ayo dah pulang , sudah kangen ibuku aku “ kata si jaka.
“Okk siapp , kita cuzzz “ ,jawabku segera .

Dan akhirnya kami pulang, sementara aku  belum menemui jawaban.  Dalam pikir hanya berkata “sangat simpel sekali , Nanti malam akan ku tanyakan pada Tuhan. Aku pasti menemukan jawaban.”
Kemudaian si jaka mengajaku ngobrol kesana kemari saat dia ku bonceng, dan pada satu perkataan yang sangat ku ingat “ aku tadi ketemu orang bro.. dia cerita banyak tentang hari raya , spertinya dia ustad  dan bilang gini “Semua hari yang tidak kita gunakan maksiat kepada Allah ,adalah hari raya yang sebenarnya ,Begitulah kata sebagian sahabat Rosul. “  begitu broo  katanya.
Tanpa ku tanggapi , karena aku berfikir , ya itulah jawabanya.


Sumber:
Kisah inspiratif kemarin  malam.
sugitcak
19 juli 2015


Cerita hikmah islam

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © CakSugit Note'S 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Triyono Sugit