Jumat, 27 Mei 2016

Filled Under: , ,

Kenduren Berkat

campuran motivasi Tradisional
Gambar berkat
Berkat... saya rasa tak ada yang asing dengan kata tersebut. Terlebih di desa saya, setiap sudut rumah dan kepala keluarga amat akrab dengan kata berkat. Berkat merupakan suguhan yang dihidangkan pada saat sebuah doa dipanjatkan, bisa juga berkat terhidang ketika ada hajat yang diinginkan. Berbekal kalimat "monggo pak kenduren ing ndalem kulo" dalam bahasa indonesia berarti "mari pak saya undang di hajatan saya", dengan kalimat tersebut setiap orang akan hadir mengiyakan dengan semangat. Kemudian mereka (para undangan) mengajak anaknya masing-masing dan berbondong-bondonglah bapak dan anak menghadiri undangan singkat yang disebut dengan kenduren. Mungkin adik-adik tersebut mengerti ajakan bapaknya, atau bisa jadi hanya ngikut aja dan menng amin kan dengan suara paling keras saat doa di panjatkan, Yang pasti kehadiran mereka menyenangkan sang pemilik hajat. 
Definisi Berkat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah Karunia Tuhan yang membawa kebaikan dalam hidup manusia. Itu menurut KBBI online dari internet, tapi kalau menurut orang-orang di desa saya merupakan kepanjangangan dari " brekk diangkat " yang berarti saat hidangan di suguhkan bisa langsung dihabiskan. Mungkin maksud dari pemakanaan dua suku kata tersebut adalah hajat yang di harapkan segera terjadi dan dikabulkan Tuhan. Ada desa seberang jalan yang menyebutnya sebagai Ambeng berkat, ya tak ada bedanya. Hanya masalah kalimat saja dan tak mengurangi sedikitpun esensi yang terkandung di dalamnya. 
Ambeng berkat tak ubahya adalah sebuah hidangan yang tersaji atas syukur atas suatu hajat yang telah dan akan terlaksana. Sesuatu yang wajib ada saat kita akan melakukan sebuah acara, seperti pernikahan, kithanan maupun acara yang lainya. Bukan hanya acara besar, acara kecil seperti serangkaian peringatan hari ulang tahun, tingkepan ataupun serangkaian proses menanam padi yang disebut orang jawa "keleman, wiwit", nyadran dan banyak sekali yang menjadi akibat adanya sebuah berkat. Selain itu, berkat biasanya digunakan untuk mengumpulkan orang-orang desa dan desa yang lainya saat ada acara sedekah desa dan panen raya. 
Berkat salah satu metoda dalam megumpulkan masyarakat, tak ada yang lebih tinggi dan merasa tinggi kecuali sang pemilik hajat. Biasanya para bapak-bapak yang menghadiri kenduren, akan saling duduk bersama membentuk lingkaran ataupun baris duduk dengan rapi. Sambil menunggu undangan yang lain datang ataupun sebelum doa dipanjatkan, mereka saling berbincang dengan tema yang sama-sama mereka inginkan. Mulai dari pertanian hingga masalah tetangga sebelah yang telah usang, ada saja topik menarik yang menjadi kabar baik bagi sebagaian orang. 
Banyak sekali nilai-nilai yang tertuang dalam sebuah kenduren bersama. Selain penyampaian penguman dari sang pemilik hajat, ataupu pak bayan sebagai pemimpin dusun, biasanya juga para sesepuh desa sedikit menjelaskan nilai-nilai kemanusiaan dan informasi seputar hari yang menjadi hajat, sejarah berdirinya suatu desa, ataupun perjuangan masyarakat dalam menghidupkan desa mereka. Nilai yang lain yakni mengenai silaturahim dan kebersaam yang tercipta tanpa sengaja, seperti cara mengenalkan menantu laki-laki yang berasal dari desa seberang dengan cara menghadiri undangan kenduren tetanggga sebagai bentuk menjadi menantu yang baik. 
Tradisi kenduren ( berkatan) ini cukup melekat bagi orang-orang desa seperti saya, terlebih orang-orang tua yang telah melakukan tradisi ini secara turun temurun hingga saat ini. Namun kegiatan ini tidak se intens masa lalu yang hampir setiap bulan di desa saya selalu saja ada orang yang berhajat ataupun membuat berkat, setidaknya pak bayan (kepala dusun) yang melakukanya untuk mengumpulkan masyarakatnya. Hingga saat ini kegiatan tersebut terus berkurang ke-eksistensinya. Sebut saja desa sebelah yang biasanya melakukan kenduren sebelum panen raya, sekarang tidak lagi melakukanya karena beberapa kelompok yang tak memahami nilai-nilai yang ada di dalamnya. Saya jadi merasa kawatir jika saja hal tersebut akan menular ke desa saya suatu saat nanti. 
Semoga saja hal itu tidak akan terjadi. Kalaupun hal itu terjadi semoga saja tetap di desa sebelah saja dan tidak merambah ke desa-desa sebelahnya.

PPDS, 20 Mei 2016 08.39 
by SugitCakgit

0 komentar:

Posting Komentar

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © CakSugit Note'S 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Triyono Sugit