Kamis, 28 Mei 2015

Filled Under:

Sepucuk surat untuk nayla

kisah
      Malam ini kudatangi toko itu lagi ,toko berkaca dan berwarna merah yang menampakkan jajanan di dalamnya, di depan teras toko itu terdapat  meja yang tersusun sejajar dengan sempitnya teras tersebut, terdapat 2 meja dan 6 kursi yang masing"  1 meja dengan 3 kursi melingkari meja yang bundar itu. Aku pun duduk di salah satunya , tepatnya di kursi yang paling selatan, itulah tempat kita bertemu nayla.Kau ingat ?
Sesekali aku mencoba mengingat malam itu ,meski aku lupa akan wajahmu yang sedikit senyum lebar karena hanya sedikit tau tentang aku .hanya warna
merah yang kuingat hingga malam ini. malam ketika kubuat tulisan ini.
Mungkin karena aku memang tak bermaksud menemuimu malam itu sehingga
aku lupa terhadapmu, lupa akan tegapnya dirimu.

   Saat itu aku ingat betul kau duduk di sebelah sahabatku yang bernama Iansi, Iansi berkata padaku "Sam ini temanku nayla, perkenalkan". Dirimu yang menggunakan gaun merah berkerudung lebar hanya tampak wajah yang berseri ,mata yang sipit dan alis yang tipis tebal dengan senyum yang sumringah tanpa ada rasa bersalah, tapi aku lupa bagaimana mendiskripsikan dirimu.Aku pun sedikit bimbang untuk memandang saat itu ,karena ada tatapan tajam darimu. "Aku tak brani" Dalam hati kecilku berkata.

Kepada Nayla
   Selamat malam nayla ,masihkah kau ingat aku ? Temanmu berbagi dulu, di toko merah kita bertemu.aku ,kamu ,dan sahabatmu ,sahabatmu adalah sahabatku pula. Mungkin kamu sedikit lupa dengan aku. Namaku Sam ,"kak Sam" begitu kau panggil aku waktu itu , Daku tak bisa lupa dengan kata itu ,karena hanya kamu nayla yang memanggilku dengan "kak" ,Sudah ingat belum ? aku hanya orang biasa yang awalnya kau anggap sesepesial yang kau kira, tinggiku 158 cm, wajahku oval ,mataku sipit spertimu dan alisku separuh. pasti sekarang kau ingat nayla ?
Benar nayla , aku Sam.. kak Sam..

beberapa hari lalu aku tak sengaja dari tempat kita bertemu , toko merah. ternya masih sama ,di sebelah tempat duduk kita dulu masih terdapat penjual jus yang sama namun beda orang yang menjualnya mungkin anaknya pak basir ,nama penjual jus yang dulu itu nayla.

kau tau nayla , sejak awal kita bertemu aku tak sanggup mengingat wajahmu , kutau hanya warna merah saat itu. aku hanya berdoa pada Tuhan-ku berharap tau siapa sebenarnya dirimu, beberapa waktu aku jadi memikirkan dirimu , semakin ku ingat warna merahmu semakin aku lupa tehadapmu.
aku pun berusaha menanyakanya pada orang terdekatmu iansi dan kabar baik tentangmu pun datang setiap aku bertanya pada sahabatmu itu.
"ahhh ini semakin menyiksa batinku" hati ini sedikit berkata.
karena aku belum percaya sebaik itukah dirimu , yang benar-benar menjaga diri dari seorang laki-laki manapun termasuk aku. yang selalu bisa mennyesuaikan diri dimanapun kau mau.

Aku bersyukur sekali saat kau mau menyapaku setelah pertemuan itu, aku jadi bisa sedikit tau tentangmu , meski kau membatasi diri dari beberapa hal yang benar-benar ingin kutahu.

Tiga tahun sudah kita tak bertemu nayla, bagaimanakah kabarmu nayla? Baik bukan ?
"Alhamdulillah kak selalu baik .. hehehee"  itu salah satu perkataanmu yang kuingat,
Maaf nayla bukan kak sam ini berusaha mengingatkan masa lalu yang sangat lalu, hanya saja kau harus tau.

Nayla , sudah berapa umurmu saat ini ? semakin tua saja dirimu  itu ... hehehehee

Kabar kak sam pun baik nayla ,aku baru saja pulang ke kampung halaman beberapa bulan lalu , hampir satu bulan aku dirumah, dan kau tau aku sibukan dengan apa ?? aku sibuk mencari tau kabarmu nayla karena aku hilang kontak dari iansi dan dirimu. kini kak sam sudah semester 4 nayla dan Alhamdulillah bulan depan kak sam wisuda untuk yang kedua kalinya. ini memang kabar baik nayla tapi kak sam merasa bersedih karena beberapa waktu yang lalu ada cerita buruk yang kak sam dengar tentangmu namun hal itu cerita baik untuk dirimu. kak sam mungkin tak berhak menuliskan cerita ini terhadapmu tapi kamu harus tau nayla , mungkin karena diri ini yang terlalu sibuk dengan urusan memperbaiki diri. sehingga aku lupa menjadi yang utama di hadapmu.

Beberapa hari sebelum aku kembali ke kota , aku mengunjungi alamat yang pernah kau berikan kepadaku ,maaf nayla hal itu tanpa sepengetahuanmu.kau ingat kertas , benar nayla yang kau tulis di kertas buram dengan tinta merah yang kau selipkan di snack yang kau tawarkan kepadaku itu ,kini aku masih menyimpanya.Tersimpan rapi disisi dompet yang tak seorang pun mengerti.

Satu malam aku menulis tulisan ini sendiri di toko merah , sesekali aku ingat kembali dengan air yang kau sodorkan kepadaku .tapi ketika aku mulai merasa sedikit berhayal senang aku menahanya, karena aku sadar aku sudah kalah.

Sudahlah nayla, tak apa .aku memang tak mampu melawan garis yang sudah terlewat dihadapanku.aku hanya bisa melihatnya dan berusaha menyadarkan diri bahwa itu adalah suatu garis yang sudah benar meski sesekali aku tak bisa menerimanya.akan selalu ku bantu doa nayla.
oh iya , kak sam mohon maaf nayla ,panggilanmu yang terakir kudengar saat aku ke kotamu itu tak kuhiraukan. memang terkadang kata takkan pernah bisa menjelaskan ketika mata ini sudah melihatnya sendiri.dan orang-orang di sekitarmu semakin menjelaskan bahwa kau benar-benar telah memilih.
sungguh itu tak apa.
Jika panggilanmu ketika itu bermaksud meminta maaf kepadaku ,sudah aku maafkan nayla.diriku tidak marah sedikit pun,karena aku pergi pun untuk berjuang,
Sudahlah ,aku hanya titip sampaikan pada janin di dalam perutmu bahwa memang perasaan yang sama tak meski harus bersama.

memang aku yang salah, seharusnya aku harus ingat bahwa cinta memang tak akan pernah bisa menunggu.



Toko merah ,
Kak sam,

sumber :
Cerita inspiratif Sahabat Sam

0 komentar:

Posting Komentar

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © CakSugit Note'S 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Triyono Sugit