Jumat, 01 April 2016

Filled Under: , ,

Ngopi Solusi

#GUYU(B) SANTRI #Opini campuran
Ayok Ngopi
Ngopi merupakan suatu tradisi yang melekat pada masyarakat. Mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas, mulai dari golongan biasa sampai golongan priyai. Siapa yang tak suka ngopi, kaum intelek dan mahasiswa pun menyukainya. Meskipun banyak yang menyebut bahwa ngopi hanya khusus kalangan bawah, Tapi perlu kita pahami bahwa kita hanya beda istilah dan tempat. Perbedaanya hanya tentang nama " Warkop dan Starbak". Sebenarnya ini hanya tentang selera, karena kepuasan lidah yang berbeda. Lidah yang ingin mengungkap rasa manis ataupun pahitnya suasanya.

Perbedaan nama dan tempat, tak bisa mewakili makna dari "Ngopi". Baik itu di sudut jalan tengah kota atapun di pojok mall yang berkaca, tetap saja kita mampu asyik bercengkrama. Baik dengan sanak saudara, tetangga, kawan lama ataupun lawan kita. Suasana yang ditawarkan dari sebuah ajakan untuk ngopi sebernarnya sangatlah bervariasi. Entah itu bermakna ajakan belaka ataukah ada segudang maksud yang diselipkan. Namun hasrat untuk ngopi tetap saja tak bisa diawali dengan berburuk sangka terlebih dahulu.

Ada sedikit aroma yang khas dari secangkir kopi yang ditawarkan. Tawaran secangkir kopi mampu membentuk majlis-majlis kecil yang berisi beberapa orang, tiga hingga sebelas orang. Satu sebagai pembawa alur cerita dan lainya sebagai pendebat cerita. Semua luruh menjadi satu, Mulai dari Gurau yang berkelas, tawa renyah yang pas, Dan Lara duka yang melepas puas terjadi disana. Beban-beban kehidupan yang tak ada obatnya, seolah-olah berguguran satu-persatu. Bahkan perasaan-perasaan para pemuda penggiat cerita cinta tercurah semua dengan hanya secangkir kopi.

Tak hanya itu, ngopi pun mampu melepaskan kejenuhan dalam ke-istiqomahan. Membentuk rasa sabar dalam cerita keseharian yang membosakan. Tak dipungkiri bahwa dari hasil diskusi di warung kopi mampu memberikan kontribusi untuk mengubah negeri. Jika itu terlalu tinggi, setidakya mampu mengubah diri sendiri. Pemikiran cerdas yang tak sengaja pun dapat terlahir disana. Diawali dengan bercerita tentang pribadi diri sendiri dan ungkapan perasaan keseharian, menjadi salah satu metode mengawali ngopi. Tak jarang pula diskusi klasik yang menjadi problematika keseharian dan sosial, selalu saja tak sengaja menjadi bahasan meskipun dengan indikasi "Ngarasani" Teman.

Seruputan pertama adalah cara untuk membuka bahasan, seruputan kedua dan seterusnya adalah cara untuk mendapat hasil dari diskusi yang disajikan. materi tentang perbedaan pendapat selalu saja menarik untuk menjadi bahasan. Terlebih mengenai radikalise dan liberal dalam berpendapat. Sudah barang pasti menjadi moderat adalah pemenang diantara keduanya, Meskipun kita perlu mensepakati sesuatu yang tidak disepakati dari kedua belah pihak. Tak ada standar yang ditawarkan dari suatu kebenaran kecuali kesepakatan hasil dari diskusi bersama. Kebenaran tak pernah bisa kita paksakan dengan standar diri sendiri (perorangan) yang kita sendiri tak mengetahui siapa sebenarnya diri ini. Itulah mengapa, berkaca pada sejarah adalah cara untuk merefleksi permasalahan di masa sekarang demi mensepakati menjadi suatu kebatilan ataukah kebenaran. Bisa dipastikan semua akan kalah dengan sejarah, karena hal yang terjadi saat ini tak ubahnya merupakan hasil dari pemikiran dan diskusi yang disepakati pada tahun silam. Ujungnya sudah pasti bisa kita tangkap, semua akan damai bersepakat hanya dengan secangkir kopi pada tegukan terakir. Meskipun setelah ngopi tak bisa kita ketahui akan bersebrangan kembali ataukah tidak.

Diskusi dengan cara ngopi ataukah ngopi sambil berdiskusi adalah tradisi yang membumi. Tak ada permasalahan yang diselesaikan dengan cara bertengkar disana, tak ada pula dendam yang mengakar setelah problem ini dan itu di diskusikan dengan secangkir kopi. Tak ada pula saling tunjuk dan tonjok menyalahkan sisi lain yang berbeda pendapat kecuali memang belum mengetahui alasan yang sangat tepat.

Ngopi tak hanya bisa dilakukan di warung kopi ataukah keadai sejenisnya. Cukup dengan air panas dengan racikan gula dan kopi sesuai selera akan mampu menjadi pembuka diskusi ataupun menjadi teman untuk menyendiri. Lebih nikmat jika dihidangkan oleh sang istri ataukah pujaan hati (maaf, salah tulis ). Ngopi dan diskusi seolah tak bisa dipisahkan, Selalu saja ada kepahitan yang manis dari seduhan secangkir kopi yang dituang di tengah kebersamaan.

Jika adik sedang menyendiri, Mungkin akang hanya bisa berucap "Minta tolong seduhkan secangkir kopi ya dik, ayo kita diskusi tentang masa depan". hehe


Sgt
PPDS, 31/03/2016

0 komentar:

Posting Komentar

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © CakSugit Note'S 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Triyono Sugit