Minggu, 03 Juli 2016

Hujan

gambar brilio.net
Percik airmu terdengar merdu
Menghibur daku yang sendu

Kalimatnya sulit diterjemahkan
Pahlawan mati karena tak paham
kau beri saksi perguguran
Kau saksi sejati pertempuran

Bertempur dengan nasi
Bertempur dengan pangan
Bertempur dengan nasehat
bertempur dengan ungkapan cinta

Hujan

Airmu kapan akan habis
Mendung gelap apakah itu tangis

Kau tak pernah habis menjadi persaksian
Kalimat sedih kawula muda tentang cinta
Kau tak pernah habis menjadi persejateraan
Para petani bahagia melihat hujan

Kau padu dalam setiap tetesanmu
Kau ringkih dalam setiap kilatmu
Angin pun sama kuatnya
Tapi kau tak pernah tega terhadapnya

Membiarkan angin berlalu lalang
Menerobos irisan titian tetesan
Ungkapan senang
Patut angin sandang

Hujan

Kau tak pernah kaku seperti tetanggaku
Kau tak pernah marah seperti orang itu
Lemas tanpa batas
Namun batu cadas kau terabas

Menetes perlahan
Mengijinkan tiap mahluk bercerita
Menetes dengan tenang
Memastikan yang lain aman

Kau akan jadi saksi setiap langkahku, dia, dan mereka
Bercerita senang
Bersenandung malang
Mengukir rasa puas bagi mereka

Hujan
Tetaplah jadi Hujan .. .



sgt, PPDS
28 Juni 2016

puisi

Terpetik manismu

petik daun teh

Kupetik manismu
Kala kau tersenyum padaku
Kau petik manisku
Kala kau hayati rayuan-rayuanku

Ku petik manismu
Kala kau sodorkan tangan lembutmu
Kau petik manisku
Kala kau meminta penuh perhatian dariku

Ku petik manismu
Saat kedipan matamu menggodaku
Kau petik manisku
Saat tubuhmu membanjiri pikiranku

Ku petik manismu
Kala kata manja kau lontarkan
Kau petik manisku
Kala kau bangga terhadapku

Ku petik manismu
Saat keinginanmu jadi keharusanku
Kau petik manisku
Saat kegigihanku kau salah artikan

Ku petik manismu
Kala aku mendengar suaramu
Kau petik manisku
Kala bergetar hatiku

Ku petik manismu
Kala kau peluk aku
Kau petik manisku
Kala nafsuku salah kaprah

Ku petik manismu
Satu persatu
Kau petik manisku
Dua persatu


Mana mungkin aku percaya manis ada disana
Di ikrar yang amat bersahaja ,
Mana mungkin aku yakin ada manis mengundang
Saat semua telah kau dan aku berikan,

Memang manismu tak kau berikan
Namun aku telah memetiknya,


Memang manismu tak kau berikan
Namun aku telah memetiknya,
Aku sendiri tak percaya
Manisku pun telah habis tak terasa,


Untuk kau pemuda disana
Manismu amatlah berharga,
Untuk kau pemudi disana
Setiap sudut sikapmu adalah manis yang harus kau jaga,

Tidak ada logioka tentang porsi manis
Kekasih sebelum ikrar,hanya pemetik manis

Tanpa terasa
Tanpa terduga

Kau harus percaya....

mengertilah adinda 
Aku tak mau melakukanya
kau yang disana...
Kau hanya pantas ada dalam doa...



Sgt, PPDS
28 Juni 2016
13:13
campuran puisi

Minggu, 05 Juni 2016

Tips Tugas Akhir versi Sgt

"Sesungguhnya setiap yang akan menyandang gelar sarjana maka wajib hukumnya mengerjakan tugas akhir(skripsi)". Itu tadi bukan dalil, melainkan ungkapan saya sendiri.

Bagaimana kabar tugas akhir sampean ? itu adalah tips utama yang wajib sampean tanyakan pada diri sampean sendiri. Utama bukan berarti pertama kawan. sabar dulu buat tipsnya, akan saya kasih sedikit intro yang bisa jadi menambah keyakinan untuk melanjutkan membaca tips-tips unik dari saya. Kalau tidak sabar ya langsung saja, scroll ke bawah atau close tabnya. Tapi yakin ndak mau baca nih ?? hehe

Tugas Akhir (TA) merupakan salah satu syarat yang wajib dipenuhi jika telah menyelesaikan (lulus) semua mata kuliah. Biasanya syarat lain berupa TOEFL dengan nilai yang dijadiakan standar atau sertifikasi keahlian, tergantung perguruan tinggi yang menentukan. Dikarenakan hal ini wajib, tentunya akan menjadi kebutuhan tersendiri bagi para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir.

Sedikit berat jika kita membicarakan mengenai hal ini, tapi tentunya setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menikmati tugas akhir ataupun skripsi. Berat atau tidak, sebenarnya tergantung bagaimana cara kita untuk menikmatinya, toh pada penentuan judul tugas akhir tidak ada paksaan dari dosen ataupun pihak lain ketika kita memilih topiknya. Paling yang ada ya topik yang disediakan sebagai pilihan judul tugas akhir terbatas, jadi kita tidak bisa memilih topik yang kita harapkan. Pada akhirnya, mau tidak mau, suka tidak suka, benci tidak benci, cinta tidak cinta kita harus tetap menyayanginya. Dan perhatian adalah bukti kecintaan kita terhadap TA.

Saya sangat yakin, setiap orang punya cara tersendiri dalam menikmati tugas akhir. Sehingga muncul berbagai versi pada tiap tulisan-tulisan di media, Barangkali tulisan versi saya ini bisa menginspirasi anda, monggo, selamat menikmati tips keren di bawah ini.


Tips Pertama,
Buatlah Ucapan terimakasih terlebih dahulu. Pada ucapan terimakasih tentunya akan ditulis nama-nama orang penting yang berpengaruh untuk diri kita, misal orang tua, dosen atau bahkan kekasih jika sudah ada. jika belum ada ya jangan dipaksakan. hehe


Tips Kedua,
Berkumpulah dengan teman-teman yang semangat mengerjakan TA, hal ini bertujuan sebagai pemicu agar semangat kita tetap terjaga. Setidaknya akan ada yang mengingatkan kita dengan pertanyaan "Sudah sampe mana TA mu rek". Jawab saja "Sudah selesai", jika memang sudah selesai. Intinya jujur !
Tips Ketiga,
Sebelum mengerjakan tugas akhir, tentunya kita sudah tau hal apa saja yang akan dilakukan terhadap TA kita. Buatlah timeline detail yang tidak wajar seperti kebanyakan orang, kalau bisa ya punya gaya sendiri yang sekiranya bisa sangat memotivasi untuk ditaati.


Tips keempat,
Pinjamlah toga kakak kelas yang sudah lulus kuliah, kemudian buatlah foto, bisa juga dengan selfie. Edit dengan foto keluargamu, bayangkan betapa bahagianya kedua orang tuamu saat kamu bisa mengenakan toga itu. ingat, Menunda lulus = Menunda membahagiakan orang tua. Itu !


Tips kelima.
Jika punya kekasih, alangkah baiknya jika kamu diamkan saja sementara, kasih kabar dan beri dia pengertian. Supaya ada kesan yang sama-sama saling merindukan ketika kalian bertemu pas selesai sidang akhir nanti. Bukan berarti kamu harus putus kontak, tetapi kamu perlu menjadwal intensitas komunikasi dengan si doi, agar tidak ada percekcokan yang hanya akan menghambat pengerjaan tugas akhir kamu. Kamu pun harus perlu ingat "Menunda tugas akhir = Menunda menghalalkan kekasihmu" . hehemb


Tips Keenam, 
Jangan lupa bimbingan, jaga komunikasi dengan dosen pembimbing, prosentase kelulusan terbesarmu ada disana. Kemudian siapkan syarat-syarat kelulusan seperti TOEFL dan lain sebagainya. Jangan lupa siapkan tabungan untuk wisuda juga. 
Tips ketuju,

Jangan lupa hubungi kedua orang tua, jangan sok sibuk. Faktor X ada pada doa orang tua kita. Terpenting, jangan menyakiti hati kedua orang tua kita. Beri kabar bahagia, jangan kabar keluh kesah terhadap TAmu. okee !!
Tips kedelapan, 
Bagi yang suka game, gamers sejati. Tugas akhir akan menjadi tantangan terberat untuk dilakukan. So, puasa dulu lah buat game nya..

Itu tadi beberapa tips dari saya, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Kamu tidak harus ikut dengan tips tadi secara runtut, diacak pun boleh. Ndak mau ngikuti juga ndak ada yang menghukum. hehe


Berdoalah sebelum melakukan semua hal. Siapkan presentasi terbaikmu .. 



sugitcakgit, 
BAK, 05 Juni 2016
campuran motivasi

Ada apa dengan Ramadhan ?


Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling dinanti oleh semua umat islam. Bulan ini selalu menawarkan kerinduan bagi setiap insan yang beriman, terlebih karena adanya berlipat-lipat ganjaran yang ditawarkan. Ada yang merindukan nikmatnya sahur dengan orang tercinta, berbuka dengan teman. Ada lagi selain itu, keramaian malam di bulan ramadhan selalu membawa cerita tersendiri bagi kawula muda seperti mercoanan, bermain kembang api dan lain sebagainaya, sepertinya bagi kawula tua pun sama menyenangkannya. Ramadhan selalu membawa kabar bahagia terlebih ketika ada kabar dari saudara yang jauh disana akan berpulang bekumpul dirumah utama. Ada pula kabar baik bagi para pemuda yang akan meminang kekasih hati di malam sembilan. Semua penuh dengan kabar yang membahagiakan.

Ketika ramadhan tiba, seluruh raga dan terutama jiwa akan diproses, digembleng menjadi bersih sebersih-bersihnya. Ketika Siang berpuasa menahan segala sesuatu yang membatalkan puasa selama fajar hingga matahari terbenam sempurna, dan saat malam melaksanakan shalat sunnah terawih. Susai bulan ramadhan pastinya nafsu akan lebih tertata karena telah terbiasa terjaga ketika ramadhan. Tubuh menjadi sehat karena kebiasaan baik bangun pagi, badan menjadi kuat karena kebiasaan melangkahkan kaki ke masjid, pikiran selalu fresh karena bangun sahur dan berpuasa saat siang.

Kabar baik selalu erat dengan bulan ramadhan. Namun selalu saja ada beberapa hal yang menjadi sisi lain di bulan baik ini. Salah satu hal yang Unik adalah ketika berbuka puasa. Jalanan menjadi ramai, Jajanan sebelum adzan magrib tiba-tiba ada di pinggiran jalan. Mulai jajan pasar, roti bakar, nasi bakar, dan semua yang dibungkus rapi dan tak lupa es dawet. Pengunjungnya pun bermacam-macam, dari golongan kanan, golongan kiri, golongan yang suka menyalahkan, golongan yang suka membid’ahkan sampai kaum sandal jepit bercelana komprang pun, ada disana. Berbelanja rapi tanpa saling menyalahkan, Kamu akan membeli es dawet ataukah es degan. Tak sempat lagi mempertanyakan hal itu, sudah terlalu fokus untuk saling antri membayangkan nikmat yang akan didapat jika telah berhasil mendapatkan makanan yang diidamkan.

Mungkin kita juga rindu tetika teman-teman lama saling menghubungi mengajak berbuka bersama, meski lebih sering disebut sebagai meninggalkan shalat magrib bersama-sama. Jika tidak seperti itu, susunan acaranya berganti jadi shalat magrib berjamaah, makan bersama kemudian diskusi ngalor ngidul hingga larut malam. Alhasil meninggalkan shalat isya dan terawih secara berjamaah tanpa menarik kesimpulan dari diskusi yang dilakukan. Anehnya hal ini selalu saja terulang tiap tahunnya, kemudian menjadi hal biasa yang biasa-biasa saja.

Tak hanya itu sebenarnya, jika diruntut hal biasa yang menjadi tak biasa pun ada tiap tahunnya. Apakah itu ?. Yakni konflik lama yang selalu saja dibawa oleh sebagian orang untuk merusak nikmatnya beramadhan. Seperti masalah penentuan awal akhir puasa dan Jumlah rakaat terawih. Penentuan awal akhir puasa tidaklah terlalu ekstrim saat menjadi topik yang dilayangkan melalui media sosial sekalipun, dan seolah-olah semua orang sepakat bahwa penentuan tersebut sudah memiki dasar masing-masing dari tiap golongan yang mereka yakini. Berbeda ketika shalat terawih menjadi bahasan, selalu menjadi adu lempar pendapat yang sebenarnya tidak diperlukan. Terkadang membuat kita ngguyu terpingkal-pingkal tanpa kesadaran, bahwa kita tak bisa memahami semua telah memiliki dasar masing-masing seperti halnya penentuan awal bulan ramadhan.

Permasalahan rasanya tiba-tiba menjadi ada akibat tataran pemahaman yang berbeda. Padahal baik perumusan masalah dan batasan hukum telah dibahas bertahun-tahun silam dan kita tinggal mengikutinya saja. Siapa yang bisa disalahkan, media sosial sekarang ini telah mengeksploitasi semua hal. Atau siapakah yang sedang mengambil keuntungan dari konflik internal yang berusaha dibesarkan. Tidak ada yang tau, yang pasti kebencian semacam ini telah mengakar terbentuk sebelum setan dibelenggu ketika bulan ramadhan. Barangkali setanlah yang sedang mengambil keuntungan ataukah setan yang berkepala hitam. Kita tidak pernah sama-sama tau.

Ini ramadhan, Kita cukup fokus antara kita dengan Tuhan, memperbaiki kualitas hubungan dengan kerabat dan teman. Selebihnya biarkan, agar tiada sesal se-usai ramadhan kemudian.



Sugitcakgit
PPDS, 26 Mei 2016
#GUYU(B) SANTRI motivasi

Pagar



Pagar itu terlalu tinggi untuk kulalui
Terlalu tinggi untuk ku loncati
Terlalu tinggi untuk ku langkahi
Terlalu tinggi untuk ku rendahkan

Pagar itu terlalu kuat untuk ku potong
Terlalu kuat untuk ku tembus
Terlalu kuat untuk ku terabas
Terlalu kuat untuk ku lunakkan

Tralis besi itulah modelnya
Menjadi pembatas diantara batas-batas
Batas antara senyum dan tangis
Batas antara suka dan duka

Pagar itu berwarna putih
Meski sisi lain berwarna hitam
Putih karena keelokan semu
Hitam karena tangis yang tak terdengar

Ujungnya terlalu lancip untuk ku sentuh
Dasarnya terlalu rapat untuk ku sepuh
Ku rengkuh sekali
Tetap saja tangan tak sampai

Pagar itu ternyata batas
Batas antara tinggi dan rendah
Batas antara kuat dan lemah
Batas antara angkuh dan ramah

Masih adakah ?


Batas antara Benar dan batil
Batas antara Besar dan kecil
Batas antara Elit dan sipil
Batas antara mengerti dan menerima


Antara batas itu ada senyum yang berbeda makna
Antara batas itu ada segudang cerita
Antara batas itu ada peristiwa sulit dilupa
Antara batas itu ada


Antara batas itu kita perlu bertanya
Mengertikah kita ?
Bahwa...
Antara batas itu adalah batas



PPDS, 05062016
Sugitcakgit



campuran puisi

Jumat, 27 Mei 2016

Kenduren Berkat

Gambar berkat
Berkat... saya rasa tak ada yang asing dengan kata tersebut. Terlebih di desa saya, setiap sudut rumah dan kepala keluarga amat akrab dengan kata berkat. Berkat merupakan suguhan yang dihidangkan pada saat sebuah doa dipanjatkan, bisa juga berkat terhidang ketika ada hajat yang diinginkan. Berbekal kalimat "monggo pak kenduren ing ndalem kulo" dalam bahasa indonesia berarti "mari pak saya undang di hajatan saya", dengan kalimat tersebut setiap orang akan hadir mengiyakan dengan semangat. Kemudian mereka (para undangan) mengajak anaknya masing-masing dan berbondong-bondonglah bapak dan anak menghadiri undangan singkat yang disebut dengan kenduren. Mungkin adik-adik tersebut mengerti ajakan bapaknya, atau bisa jadi hanya ngikut aja dan menng amin kan dengan suara paling keras saat doa di panjatkan, Yang pasti kehadiran mereka menyenangkan sang pemilik hajat. 
Definisi Berkat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah Karunia Tuhan yang membawa kebaikan dalam hidup manusia. Itu menurut KBBI online dari internet, tapi kalau menurut orang-orang di desa saya merupakan kepanjangangan dari " brekk diangkat " yang berarti saat hidangan di suguhkan bisa langsung dihabiskan. Mungkin maksud dari pemakanaan dua suku kata tersebut adalah hajat yang di harapkan segera terjadi dan dikabulkan Tuhan. Ada desa seberang jalan yang menyebutnya sebagai Ambeng berkat, ya tak ada bedanya. Hanya masalah kalimat saja dan tak mengurangi sedikitpun esensi yang terkandung di dalamnya. 
Ambeng berkat tak ubahya adalah sebuah hidangan yang tersaji atas syukur atas suatu hajat yang telah dan akan terlaksana. Sesuatu yang wajib ada saat kita akan melakukan sebuah acara, seperti pernikahan, kithanan maupun acara yang lainya. Bukan hanya acara besar, acara kecil seperti serangkaian peringatan hari ulang tahun, tingkepan ataupun serangkaian proses menanam padi yang disebut orang jawa "keleman, wiwit", nyadran dan banyak sekali yang menjadi akibat adanya sebuah berkat. Selain itu, berkat biasanya digunakan untuk mengumpulkan orang-orang desa dan desa yang lainya saat ada acara sedekah desa dan panen raya. 
Berkat salah satu metoda dalam megumpulkan masyarakat, tak ada yang lebih tinggi dan merasa tinggi kecuali sang pemilik hajat. Biasanya para bapak-bapak yang menghadiri kenduren, akan saling duduk bersama membentuk lingkaran ataupun baris duduk dengan rapi. Sambil menunggu undangan yang lain datang ataupun sebelum doa dipanjatkan, mereka saling berbincang dengan tema yang sama-sama mereka inginkan. Mulai dari pertanian hingga masalah tetangga sebelah yang telah usang, ada saja topik menarik yang menjadi kabar baik bagi sebagaian orang. 
Banyak sekali nilai-nilai yang tertuang dalam sebuah kenduren bersama. Selain penyampaian penguman dari sang pemilik hajat, ataupu pak bayan sebagai pemimpin dusun, biasanya juga para sesepuh desa sedikit menjelaskan nilai-nilai kemanusiaan dan informasi seputar hari yang menjadi hajat, sejarah berdirinya suatu desa, ataupun perjuangan masyarakat dalam menghidupkan desa mereka. Nilai yang lain yakni mengenai silaturahim dan kebersaam yang tercipta tanpa sengaja, seperti cara mengenalkan menantu laki-laki yang berasal dari desa seberang dengan cara menghadiri undangan kenduren tetanggga sebagai bentuk menjadi menantu yang baik. 
Tradisi kenduren ( berkatan) ini cukup melekat bagi orang-orang desa seperti saya, terlebih orang-orang tua yang telah melakukan tradisi ini secara turun temurun hingga saat ini. Namun kegiatan ini tidak se intens masa lalu yang hampir setiap bulan di desa saya selalu saja ada orang yang berhajat ataupun membuat berkat, setidaknya pak bayan (kepala dusun) yang melakukanya untuk mengumpulkan masyarakatnya. Hingga saat ini kegiatan tersebut terus berkurang ke-eksistensinya. Sebut saja desa sebelah yang biasanya melakukan kenduren sebelum panen raya, sekarang tidak lagi melakukanya karena beberapa kelompok yang tak memahami nilai-nilai yang ada di dalamnya. Saya jadi merasa kawatir jika saja hal tersebut akan menular ke desa saya suatu saat nanti. 
Semoga saja hal itu tidak akan terjadi. Kalaupun hal itu terjadi semoga saja tetap di desa sebelah saja dan tidak merambah ke desa-desa sebelahnya.

PPDS, 20 Mei 2016 08.39 
by SugitCakgit
campuran motivasi Tradisional

Jiwa Raga Kami

Bendera merah putih
Bait lama yang kudiamkan
Mengombang ambing di tengah kelembutan
Membawa amarah yang tak kunjung padam
Dengan bait sabar semua terisolir


Kawan muda mulai tertawa
Kawan lama mulai berkata-kata
Berdiam tak menjadi solusi
Bergerak pun tak menunjukan aksi


Saat manipulasi tak lagi di gubris
Saat itu kekejaman seolah manis
Saat itu kekejaman tiba-tiba menjadi tangis
Saat itu reinkarnasi komunis tak menjadi bengis


Tangisan tahun silam cukup lama didiamkan
Tak menimbulkan ungkapan berarti untuk sebagian orang
Tak bisa menyiksa dengan ungkapan sederhana
Tak bisa dijadikan acuan kepolosan belaka


Kala sang kreator mulai beraksi
itu artinya ada maksud tersembunyi
Meski dengan senyum sipu malu
Maksud kekejaman itu tak bisa menjadi lucu


Inilah negeri para aksi
Beraksi seanarki mungkin
Bertindak sekeras mungkin
Disana tertawa semanis mungkin


Bisa jadi tawa dan tawa ran yang menjajikan itu
Menjadi pilu bagi sebagaian orang
Bisa pula menjadi sogokan atas kekerasan
Bukan dengan tudingan yang kelihatan

Korupsi, kolusi, Nepotisme
Tak pernah lari dari ini negeri
Terlalu mengakar
Terlalu Bosan untuk diperbincangkan

Tak ada kalimat pantas kecuali perjuangan

Memberantas mafia di tengah jalan gedung
Menguatkan barisan mengasah ujung pedang
Merapatlah semua pemuda juang

Kami yang akan menggantikan


Dan bagimu negeri
Jiwa
Raga
Kami



PPDS, 20 Mei 2016
by SugitCakgit
Bendera campuran puisi

Kamis, 28 April 2016

Inilah Kelas Inspirasi Kami

Foto Istimewa
Alhamdulillah, itulah kalimat yang paling indah yang bisa terucap di hati ini. Betapa senangnya hari Senin silam (25 April 2016), saya dapat berkumpul dengan orang-orang hebat. Relawan kelas inspirasi Jombang, Itulah sebutan bagi mereka para penginspirasi. Bersamaan dengan bulan peringatan hari Kartini, #SemangatKartini adalah pemicu semangat bagi kami.

Persiapan dilakukan semenjak satu bulan sebelum kelas inspirasi ini dilakukan, Mulai dari penjaringan relawan, pemetaan sekolah dasar hingga pemilihan tempat Briefing dan refleksi. Semua dilakukan para relawan penginisiasi tanpa adanya bantuan dana, keringat, ataupun support dari satu orang pun. Dari sanubari, mungkin itulah ungkapan yang pas bagi mereka para penginspirasi. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan sesuai dengan timeline dan konsep yang sangat matang dan tertata. Konsepan ini bukan hanya menganut grand desaign tahun lalu, namun mengikuti desaign yang lebih terbaharui. Hampir semua ditata ulang untuk mendapatkan kualitas yang pas dan mengena pada hari inspirasi.

Tiap tahapan yang dilakukan oleh penginisiasi bukan tanpa masalah. Bahkan, satu demi satu para penginisiasi ini terseleksi oleh alam dengan sendirinya. Tak hanya itu, para peserta inspirator pun bergurguran bak daun kering "mreeteli dewe-dewe". Terkadang hal ini memang membuat pusing, terlebih saat esok adalah hari H Inspirasi. Menyerah, tak ada waktu untuk membahas kalimat itu, seperti sebuah ungkapan "Menyerah adalah langkah yang terputus karena kau tak tau di depan sana terdapat berlian". Mungkin sampean asing dengan kalimat ungkapan itu, karena itu hanya ungkapan saya. haha. Kembali lagi ke topik utama, Semangat kami tak bisa terputus saat teringat masa depan bangsa ini terdapat pada adik-adik negeri ini. Mencoba memutar pikiran ke arah kiri kanan , ke atas bawah, dan ke semua arah. Hasilnya kami eksekusi dengan totalitas tinggi.

Esok adalah hari Inspirasi, Minggu sore kami disibukan dengan perlengkapan dan banyak hal. Mulai banner, alat tulis, gambar-gambar, dan kelengkapan lainya. Kami bagi tugas, ada yang menghubungi para inspirator, ada pula yang memikirkan konsep dengan terbatasnya orang. Kemudian kami membagi porsi tidur. Ada pula yang tak bisa tidur sebab saking gentingnya suasana, karena salah seorang relawan tak kunjung konfirmasi. Sementara dia satu-satunya yang digadang-gadang akan mensukseskan acara inti.

Hari telah tiba, Senin pagi kami bersiap berangkat menuju SDN Kauman 3 Ngoro, Jombang. Disela-sela bersih diri pagi hari, Persiapan dilakukan kembali sejak sebelum subuh tiba, dengan mengecek kelengkapan apa saja yang akan dibawa. Bagian fasilitator mengecek barang bawaan, dokumentator mengecas baterai kamera masing-masing, sementara para inspirator sibuk menyiapkan materi yang akan disampaikan nanti. Waktu sudah menunjukan pukul 05.15, ini adalah jadwal dimana kami harus berangkat ke lokasi. Rombongan belajar 3 ( rombel 3 ) akan segera diberangkatkan, kami sudah siap semua. Namun ternyata ada yang kurang, satu relawan masih kurang. Dengan terpaksa kami harus menunggunya 15 belas menit lagi, jika tidak ada kabar, maka kami sepakat akan berangkat dengan orang seadanya. Waktu sudah menunjukan pukul 05.25, para relawan lainya sudah mengajak untuk berangkat saja, saya berusaha meyakinkan teman-teman bawha satu orang ini pasti hadir. Tepat pukul 05.27, Alhamdulillah satu relawan ini hadir, Dan rombel 3 KI jombang 3 di SDN kauman 3 berangkat dengan semangat optimis akan sukses mengispirasi para calon pemuda negeri.


note : Tahap ini adalah tahapan persiapan, Dan kita semua hanya sedang tahapan persiapan. Disini saya menemukan banyak sekali persiapan, mulai persiapan acara, persiapan berangkat, dan ada pula persiapan pulang. Semua tahapan di dunia ini hanyalah tahap persiapan, barangkali inilah tahapan yang disebut sebagai bagian memantaskan diri. Setiap proses persiapan ini harusnya selalu memberi motivasi dan inspirasi untuk manfaat yang lebih untuk ummat.

Semua ini hanyalah tahapan persiapan menuju prosesi kematian.
#Salam Inspirasi



Diketik 28 April 2016
by Sugit cakgit 
@PPDS
campuran motivasi

Rabu, 27 April 2016

Sebening Embun

gambar embun 

Aku menitipkan sebuah surat terlipat dengan tetesan air mata. Surat yang tertulis oleh saksi malam, dan dinginnya malam saat musim kemarau silam. Kutulis perlahan sebagaimana peremmpuan mengungkapkan perasaan. Aku memang hanyalah perempuan diam yang hanya bisa menunggu ungkapan dari sesosok laki-laki dewasa yang siap menjadi imam. Tulisan ini tak ubahnya perasaan yang tertahan, atas sebuah rasa kesal pada seseorang yang benar kuharapkan. Bait katanya kuungkap sangat ringkas dengan pilihan kata khusus sangat bagus. Meski perbendahaaran kata yang sangat sederhana, aku mencoba menuliskanya dengan sangat sempurna. Setidaknya semua ini bisa mewakili perasaan yang diam.

Aku tidak pernah membandingkan laki-laki manapun, dari segi apapun. Baik kaya, terpandang, berkedudukan bahkan bangsawan sekalipun. Harapanku hanya Akhlak yang bisa bertanggung jawab, yang menjadi pertimbangan dalam hidupku. Mau mencukupi kebutuhanku, bukan keinginanku. Mau menyaksikan kelahiran putra pertamaku dan memberikan adzan untuknya. Aku hanya sedang bersedih, sebagai seorang perawat seringkali aku menyaksikan sendiri kelahiran seorang bayi oleh ibu tanpa ditemani sang suami. Bagaimana perasaanya sang ibu, saat menahan kesakitan setengah mati tapi sang suami tidak ada disampingnya. Tapi mau bagaimana lagi , itu hanya ungkapanku , ungkapan ini tak pernah bisa mewakili perasaan orang lain apalagi sang ibu yang sedang melahirkan bayi. Meski terkdang ku anggap telepon adalah hal yang bisa mewakili, tapi aku rasa itu tidak mungkin bisa. Sebagai seorang wanita mungkin sudah seharusnya memahami jika memang itu yang akan terjadi padaku suatu saat nanti meski aku sendiri sangat tidak ingin itu terjadi.

Aku sudah sangat sering mencari berita, tentang bagaimana menjadi seorang ibu. Buku demi buku kupelajari, tak jarang aku pun belajar masak melalui resep-resep yang ada majalah-majalah, dan resep dari handphone. Bukan hanya itu, gadget canggihku ini pun tak pernah berhenti mengikuti tulisan-tulisan mengenai problematika keluarga. Memang sangat banyak sekali ternyata, tak jarang pula kualitas bacaan-bacaan yang kupelajari membuatku miris, mulai perselingkuhan, percerian, hingga dampak terhadap anak. Aku mencoba memahami, kesiapan diriku memang sangat kurang dan aku akan terus belajar. Biasanya ibu pun kuajak bicara tentang permasalahan-permasalahan berkeluarga. Ibu selalu menjadi juara dan guru terbaik dalam semua problematika. Barangkali hanya ibulah yang mampu memahami perasaanku dan persaan wanita yang sesungguhnya. Ibu memang bukan perawat sepertiku, saat aku telahir ayahlah yang mengadzani diriku. Aku sangat bahagia mendengar cerita itu.
 
Aku jadi ingat pelajaran ketika duduk di bangku Madrasah dulu. Kala itu guruku menerangkan bahwa Ucapan seorang ibu adalah doa yang sangat manjur, selaian itu guruku pun bilang jika ucapan seorang laki-laki yang meminta cerai (tidak dalam bercanda) satu kali maka dihukumi talak satu, jika dilakukan tiga kali maka sang istri bukan lagi bagian dari sang suami. Namun jika sang istri yang menyatakan cerai pada pengadilan dengan beberapa syarat, maka suami istri haruslah berpisah.  Dari sini saya belajar bahwa ungkapan laki-laki tak pernah bisa seberat ungkapan seorang wanita yang sesungguhnya. Hal inipun sudah aku buktikan ketika masih kuliah dulu, suatu ketika aku bertemu dengan seorang bapak-bapak yang kukenal ketika aku masih SMA dengan maksud berbasa-basi aku bertanya " sekarang berapa putranya pak ?" beliau malah menjawab dengan tertawa " putra dari istri mana dulu ?? haha". Padahal aku tau sendiri istrinya hanya satu, Tak hanya sekali ini aku mencoba bertanya seperti itu pada bapak-bapak dan jawabanya hampir selalu sama. Namun berbeda dengan ibu-ibu, yang ketika ditanya mereka akan langsung menjawab dengan apa adanya. Ya itulah perempuan selalu lebih dewasa sebenarnya, hehemmb. Ibu pernah bilang kepadaku bahwasanya laki-laki itu hanya butuh dipahami sebagaimana anak kecil sehingga dia akan tampak dewasa dan gagah perkasa. Barangkali film yang pernah ku tonton yakni Tenggelamnya kapal Van der Wijck adalah gambaran kerapuhan seorang laki-laki yang sebernarnya. Maaf, bukan berarti aku mengatakan semua laki-laki seperti itu. hehemb

Surat yang kumaksud adalah doa yang selalu terlipat diantara petang dan pagi. Yah, aku sendiri berusaha mengungkapkan pada Tuhan dengan air mata agar tak ada yang bernasib sepertiku ini, tak ada yang kusakiti dan kita semua akan bahagia. Aku hanya terinsiprasi dari ibu yang setiap malam tidur bersamaku ketika aku kecil dulu karena ayah yang bekerja shift malam. Kulihat ibu berdoa sejadi-jadinya untukku dan keluargaku. Aku hanya berusaha diam sambil berpura-pura tidur kala itu. Mungkin air mata ibulah yang sebening embun, begitupun air mata wanita lainya. Sebagaimana embun yang hanya bisa ditangkap oleh dedaunan yang tak kaku. Semakin tidak kaku suatu daun, maka disanalah embun akan berkumpul dengan lebih banyak. Ungkapan itu mungkin bisa kita pahami, sudah seharusnya seorang laki-laki itu tidak kaku dan juga tidak lemas untuk memahami embun yang bening.



Diketik 26 April 2016
Isnpirasi 
Cerita kisah

Jumat, 01 April 2016

Ngopi Solusi

Ayok Ngopi
Ngopi merupakan suatu tradisi yang melekat pada masyarakat. Mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas, mulai dari golongan biasa sampai golongan priyai. Siapa yang tak suka ngopi, kaum intelek dan mahasiswa pun menyukainya. Meskipun banyak yang menyebut bahwa ngopi hanya khusus kalangan bawah, Tapi perlu kita pahami bahwa kita hanya beda istilah dan tempat. Perbedaanya hanya tentang nama " Warkop dan Starbak". Sebenarnya ini hanya tentang selera, karena kepuasan lidah yang berbeda. Lidah yang ingin mengungkap rasa manis ataupun pahitnya suasanya.

Perbedaan nama dan tempat, tak bisa mewakili makna dari "Ngopi". Baik itu di sudut jalan tengah kota atapun di pojok mall yang berkaca, tetap saja kita mampu asyik bercengkrama. Baik dengan sanak saudara, tetangga, kawan lama ataupun lawan kita. Suasana yang ditawarkan dari sebuah ajakan untuk ngopi sebernarnya sangatlah bervariasi. Entah itu bermakna ajakan belaka ataukah ada segudang maksud yang diselipkan. Namun hasrat untuk ngopi tetap saja tak bisa diawali dengan berburuk sangka terlebih dahulu.

Ada sedikit aroma yang khas dari secangkir kopi yang ditawarkan. Tawaran secangkir kopi mampu membentuk majlis-majlis kecil yang berisi beberapa orang, tiga hingga sebelas orang. Satu sebagai pembawa alur cerita dan lainya sebagai pendebat cerita. Semua luruh menjadi satu, Mulai dari Gurau yang berkelas, tawa renyah yang pas, Dan Lara duka yang melepas puas terjadi disana. Beban-beban kehidupan yang tak ada obatnya, seolah-olah berguguran satu-persatu. Bahkan perasaan-perasaan para pemuda penggiat cerita cinta tercurah semua dengan hanya secangkir kopi.

Tak hanya itu, ngopi pun mampu melepaskan kejenuhan dalam ke-istiqomahan. Membentuk rasa sabar dalam cerita keseharian yang membosakan. Tak dipungkiri bahwa dari hasil diskusi di warung kopi mampu memberikan kontribusi untuk mengubah negeri. Jika itu terlalu tinggi, setidakya mampu mengubah diri sendiri. Pemikiran cerdas yang tak sengaja pun dapat terlahir disana. Diawali dengan bercerita tentang pribadi diri sendiri dan ungkapan perasaan keseharian, menjadi salah satu metode mengawali ngopi. Tak jarang pula diskusi klasik yang menjadi problematika keseharian dan sosial, selalu saja tak sengaja menjadi bahasan meskipun dengan indikasi "Ngarasani" Teman.

Seruputan pertama adalah cara untuk membuka bahasan, seruputan kedua dan seterusnya adalah cara untuk mendapat hasil dari diskusi yang disajikan. materi tentang perbedaan pendapat selalu saja menarik untuk menjadi bahasan. Terlebih mengenai radikalise dan liberal dalam berpendapat. Sudah barang pasti menjadi moderat adalah pemenang diantara keduanya, Meskipun kita perlu mensepakati sesuatu yang tidak disepakati dari kedua belah pihak. Tak ada standar yang ditawarkan dari suatu kebenaran kecuali kesepakatan hasil dari diskusi bersama. Kebenaran tak pernah bisa kita paksakan dengan standar diri sendiri (perorangan) yang kita sendiri tak mengetahui siapa sebenarnya diri ini. Itulah mengapa, berkaca pada sejarah adalah cara untuk merefleksi permasalahan di masa sekarang demi mensepakati menjadi suatu kebatilan ataukah kebenaran. Bisa dipastikan semua akan kalah dengan sejarah, karena hal yang terjadi saat ini tak ubahnya merupakan hasil dari pemikiran dan diskusi yang disepakati pada tahun silam. Ujungnya sudah pasti bisa kita tangkap, semua akan damai bersepakat hanya dengan secangkir kopi pada tegukan terakir. Meskipun setelah ngopi tak bisa kita ketahui akan bersebrangan kembali ataukah tidak.

Diskusi dengan cara ngopi ataukah ngopi sambil berdiskusi adalah tradisi yang membumi. Tak ada permasalahan yang diselesaikan dengan cara bertengkar disana, tak ada pula dendam yang mengakar setelah problem ini dan itu di diskusikan dengan secangkir kopi. Tak ada pula saling tunjuk dan tonjok menyalahkan sisi lain yang berbeda pendapat kecuali memang belum mengetahui alasan yang sangat tepat.

Ngopi tak hanya bisa dilakukan di warung kopi ataukah keadai sejenisnya. Cukup dengan air panas dengan racikan gula dan kopi sesuai selera akan mampu menjadi pembuka diskusi ataupun menjadi teman untuk menyendiri. Lebih nikmat jika dihidangkan oleh sang istri ataukah pujaan hati (maaf, salah tulis ). Ngopi dan diskusi seolah tak bisa dipisahkan, Selalu saja ada kepahitan yang manis dari seduhan secangkir kopi yang dituang di tengah kebersamaan.

Jika adik sedang menyendiri, Mungkin akang hanya bisa berucap "Minta tolong seduhkan secangkir kopi ya dik, ayo kita diskusi tentang masa depan". hehe


Sgt
PPDS, 31/03/2016
#GUYU(B) SANTRI #Opini campuran

Rabu, 23 Maret 2016

Halaman Santri


Seperti biasa selepas ibadah shalat jum’at adalah waktu yang paling enak untuk tidur siang. Baru saja masuk ke kamar pondok, kulihat Asmi yang lebih dulu pulang dari masjid berebah dengan nikmatnya menikmati kantuk siang. Tanpa rasa sadar tubuh ini tiba-tiba tergiur untuk melenggangkan badan di lantai seperti Asmi. "pelakkk.." tubuh tersungkur di lantai tanpa selembar alaspun, berebah di bawah kipas angin yang terpasang di tengah-tengah atap kamar, sepoi-sepoi hembusan angin dari kipas yang membuat mata ini semakin ingin melekat.

Mas daus yang baru saja datang, menginstruksikan kami untuk piket karena halaman pondok yang kotor dan beberapa sampah yang menumpuk.
" Hee rek , ayo piket.. halaman pondok kotor lo "
" wah mas istirahat dulu lah, masih panas" sahutku
"iya mas daus, besok pagi sajalah ngantuk mbah " ucap asmi

" Waduh-waduh gimana to, yaweslah tak tidur sekalian, aku yo ngantuk rek.. haha" ucap mas daus sambil bereebah di tikar kamar. 

" hahahahaa, mbah" lawong ngajak piket og tambah ikut tidur.." aku dan asmi tertawa geli...


Tak lama setelah bercanda, ternyata mas daus tidur. Sementara aku dan asmi yang berbaring menghadap langit-langit kamar saling bercerita, sejak mas daus tidur aku mendengarkan cerita asmi tentang asyiknya mengajar adik-adik asuh dan banyak lainya, giliranku cerita, kesana-kemari, kutengok asmi, eee ternya sudah tidur juga. " wah cak’as-cak’as, malah tidur.. sudahlah mungkin dia capek" .

Mataku pun semakin sayu, terkena hembusan kipas angin "wussh , wusshh," . Suasana yang pas untuk tidur siang..

Belum lama mata terasa terpejam, kudengar suara " mas-mas minta tolong ini halamanya dibersihkan " suara dari pengasuh pondok. Aku pun bergegas keluar dengan hanya menggunakan sarung yang mengikat perut tanpa baju, sampai depan pintu baru sadar, " waduh mana ini bajuku" aku berlari masuk kamar lagi. "wah-wah untung saja tidak ada orang, bisa disidang aku nanti" .. gumamku.
Dengan sangat terpaksa aku pun membangunkan asmi dan mas daus, " mas-mas ayo piket.. di cari pengasuh tadi..". Mereka pun segera bangun dan kami langsung turun membersihkan halaman pondok. Namanya juga santri kalo denger kata " pengasuh" ya pasti dilakuakan.

Kreek, kreekk, kreeekk.. suara sapu yang diayunkan mas daus dengan pelannya yang tampak masih ngantuk berat.

Belum sampai sampah terkumpul, kami bertiga di panggil ke depan rumah ndalem( rumah kyai). "Hee mas-mas ayo sini ikut saya kumpul di depan" panggilan ustad kepada kami bertiga,
Kami bertiga berbondong-bondong dengan pelan, melewati gang kecil menuju depan rumah kyai.
"Wah mas, ada apa ya kira-kira??" tanyaku pada mas daus
"Iya mas, masak gara-gara ndak ada yang piket?? tadi waktu ustad manggil koq buru-buru ada apa ya?" tanya asmi
"Aku juga nggak tau, ayoo kita kesana sajalah" jawab mas daus.

Sampai di depan rumah pak kyai banyak sekali orang, mulai dari saudara-saudaranya dan cucu-cucunya dan juga beberapa jamaah yang berpaikan rapi. "waduh ada apa ini " ucapku dalam hati.
Pak usatad yang memanggilku kemudian berkata "sudah lengkap semua kyai monggo dipimpin berdoa". Sebelum berdoa pak kyai menjelaskan bahwa sebagaian keluarga beliau akan berngakat umroh, siang hari itu.

"Alhamdulillah... sangat senang sekali hari jumat ini melihat para guru bahagia, semoga para rombongan selamat dan mendapat berkah, semoga para santri segera berangakat pula ke tanah suci, dan semoga keluargaku dan keluarga teman-teman santri segera menyusul ke mekkah sana" Alfatihah, Amiin ...

#S9t
Diketik:

10/02/2016
di MKE laboratory.
#GUYU(B) SANTRI

Tjelaknya perasaan


Aku bosan dengan hampanya perasaan
Kekosongan ini tak kalah gelap dengan malam hari
Melanglang sepi tak ada yang mengerti
Mengerti makna diam dengan sanubari

Aku bosan dengan tipuan yang pantas
Tak ubahnya sama saja dengan kertas hanyut dalam sungai
Merenggut diri perlahan nan menghanyutkan
Merayu dengan permainan-permainan gurauan

Aku bosan dengan dengan kata cinta
Katanya saja akan bertahan lama
Nyatanya sama saja dengan kata aku lupa
Nyatanya sama saja dengan kata biasa saja

Aku bosan dengan permainan perasaan
Meluapkan kekesalan hanya dengan kata kasih sayang
Mengatakan kata bukan dengan ungkapan kerinduan
Mengiyakan cinta ujung khianat yang tiba

Aku bosan dengan rasa manja
Tak ada lagi perasamaan ketiga
Saat memilih yang pertama
Bukan pula yang kedua

Tak akan ada lagi cara meyakini
Keyakinan yang telah dimatikan
Tak ada lagi cara menghindar
Dari perasaan yang dihidupkan

Siapa yang mampu menghentikan perjuangan
Atas nama cinta yang telah dihidupkan
Siapa pula yang mampu menahan perasaan manja nan bosan
Atas nama kasih sayang demi sang pujaan

Sudahlah lupakan... Kenyataan yang tak berimbang
Sudahlah tinggalkan... Keyakinan yang hanya separuh jalan
Sudahlah pinggirkan saja... Kekuasaan yang hanya menghanyutkan
Sudahkah kau tanya dirimu... Pada siapa cinta sucimu kau labuhkan


# Sgt

22/03/2016 /// 23:25
campuran puisi

Sabtu, 12 Maret 2016

Gelap Gerhana

Gambar apik
  Gerhana matahari, fenomena ini cukup menarik untuk diperbincangkan. Beberapa hari yag lalu sebelum hari H terjadi gerhana matahari, hampir setiap stasiun televisi menjadikan hal ini sebagai tema utama. Beberapa orang menganggap hal ini berlebihan, seolah-olah mendahului takdir yang akan terjadi. Lain pihak lain pula caranya, Media cetak pun tak kalah dalam memberitakan hal ini. Bahkan saking seringnya muncul di media, masyarakat desa ikut-ikutan mempersiapkan menyambut gerhana matahari dengan mengabari sanak saudara yang ada di rantau. Mungkin tak banyak yang tau tentang kesakralan beberapa tahun silam saat gerhana matahari terjadi, masyarakat desa ketakutan untuk beraktifitas karena gelap yang menerkam siang, para petani tak berani menghampiri sawah-sawah meski hanya sebentar, anak-anak kecil dilarang bermain meski hanya berlarian di depan rumah. Bahkan Ibu-ibu rumah tangga tak menampakan ujung sapunya di pelataran rumah. Fenomena ini dianggap masyarakat menjadi sebuah momen saat sang penguasa kegelapan memangsa cahaya terang. Namun berbeda dengan hal yang terjadi sekarang ini, hal yang gelap justru diburu meski sekedar untuk diabadikan.
-------------------------------------------------**--------------------------------------------------

Bicara tentang hal yang gelap, pasti kita ingat dengan kata "malam" dan gerhana bulan terjadi saat malam. Malam adalah anugrah yang indah bagi penikmatnya, setiap malam tampak gemerlap bintang yang menunjukan keanggunan sinarnya. Tak jarang lalu lalang kendaraan lebih padat di jalanan hanya untuk menikmati malam, taman-taman di tengah kota ramai tak karuan, pemuda-pemuda desa duduk di pinggiran jalan yang katanya menikmati malam. Ada pula yang menunggu datangnya siang karena tak ada penerangan untuk hidup ketika malam. Sebagian orang terus berjalan mecari sumber cahaya sebagai penghidupan yang tak bisa dipastikan. Ada pula yang berusaha mematik api untuk menerangi malam, ada pula yang menjual cahaya dengan syarat pembayaran dan mahar. Semua tentang cahaya, cahaya yang setiap manusia butuhkan.

Pertanyaanya, adakah hal yang lebih gelap selain dua fenomena tadi ? mana yang lebih gelap ? saat gerhana matahari ataukah saat malam tiba ? jawabannya bukan keduanya, bukan saat gerhana matahari, bukan pula keheningan malam yang tenang.
Hati adalah jawabanya, hati lah yang mampu lebih gelap dari kedua fenomena fana yang hanya sementara tersebut.


Lihatlah saja hal yang terjadi saat ini, manusia mulai tersadar akan keadaanya, mereka mengakui ataukah tidak, dilakukan dengan sadar ataukah tidak, mereka mengikuti ataukah tidak, bukan menjadi jawaban yang penting lagi. Mereka hanya sedang disibukkan dirinya sendiri dalam mencari cahaya, itulah mengapa banyak sekali golongan yang mengakui dirinya paling benar ketimbang yang lain. Lilin-lilin yang mereka genggam sedang memaksa untuk dapat berapi saat petang, kegelapan yang ada dalam diri mereka, memaksa secara sadar untuk menyalakan lilin yang gelap. Beberapa dari mereka memilih menyalakan dengan batu cadas, ada pula yang memilih menyalakan sekedarnya saja, sementara mereka tau bahwa dengan meminta api pada sang ahli lebih bisa hidup lama ketimbang dengan lilin yang melelehkan diri sendiri.

Andai saja malam tak berganti siang dan sang mentari tak mau kembali dari fase gerhana, pasti kita akan melihat cincin-cincin api kecil saat semua manusia sedang menghidupkan lilinnya. Semerbak bagai bintang yang kita amati setiap malam, Ada yang sangat terang ada pula yang redup. Mungkin hanya lilin-lilin yang bergerombollah yang akan menunjukan cahaya paling terang saat petang.

Namun sayang, beberapa pihak berusaha mematikan api-api lilin yang sedang berapi-api, lilin-lilin yang bergerombol berusaha dipisahkan dari kelompoknya, yang menyala redup diarahkan menuju api tipuan yang dianggap api sebenarnya. Apa yang salah dari semua ini, dan siapa yang bisa disalahkan, mereka hanya sedang berusaha mencari cahayanya. Sudahlah biarkan, jangan paksa api itu padam, jangan pula kau rayu menjadi api semu. Bukankah kita akan sangat marah, jika api yang kita nyalakan dipadamkan oleh seseorang. Itulah mengapa menjadi moderat sangat dibutuhkan, ketimbang bersiakap radiakal ataupun liberal. Mempelajari cara orang bermain api pun perlu, namun menjaga hati agar tidak ada benci itu lebih penting.

Diketik 13/03/2016

#sgt
#GUYU(B) SANTRI #Opini campuran

Kamis, 25 Februari 2016

Tanpa masalah adalah masalah ?

Gambar 
Setiap manusia terlahir dengan fitrahnya, mereka memilki sisi baik dan buruk, setiap orang pasti sepakat bahwa tidak ada yang terlahir tanpa memiliki keduanya (baik dan buruk). Dalam setiap perjalanan tidak ada orang yang hidup tanpa masalah, ibaratkan saja setiap masalah adalah udara yang kita hirup, setiap hari ada saja permasalahan yang timbul entah itu dari masalah diri sendiri, masalah kawan, masalah baru , bahkan masalah lama yang terbaharui. Seringkali kita selalu berkutat di permasalahan yang sama karena ingatan-ingatan yang telah mengakar pada pemikiran yang tidak berubah. Pertanyaannya adalah, apakah permasalahan itu perlu tumbuh ?

Saya yakin setiap orang punya pendapat tersendiri terkait pertanyaan ini, namun menurut hemat saya, pertumbuhan permasalahan itu sangat perlu untuk kualitas diri yang lebih baik. Tapi pertanyaan yang akan timbul lagi adalah, jika dengan masalah yang sama saja kita tidak bisa menyelesaikan, mengapa harus menambah masalah dengan memperhatikan opini saya ini ? hehe

Saya jadi teringat dengan syair lagu banjari ketika saya nyanyikan dulu, 

Belajar di waktu kecil ..
Bagai mengukir di atas batu..
Belajar sesudah dewasa..
Laksana mengukir di atas air..


Itu merupakan penggalan lirik lagunya, Jika kita amati secara logika memang mudah saja kita artikan. Saya yakin, sampean akan mengartikan bahwa belajar diwaktu kecil lebih baik dibanding dengan belajar saat telah dewasa. Memang benar dengan arti seperti itu, tidak salah dan saya pun sepakat dengan pernyataan itu. Namun seperti pada lirik lagunya "Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu" , menurut saya itu maknanya adalah ada banyak sekali permasalahan yang akan di tempuh untuk menjadi sebuah ukiran tajam yang indah. Jika anak kecil diibaratkan sebagai batu, bayangkan saja kebingungan dirinya yang tidak tau mengapa dirinya harus diukir. Bayangkan saja kesulitan dalam proses pengukiranya karena tak paham dengan kebutuhan yang sebenarnya wajib dilakukan.

Kita tidak bisa memahami sesuatu tanpa adanya permasalahan dalam kehidupan ini. Mungkin tak akan ada orang yang tumbuh dan berkembang tanpa adanya permasalahan. percaya atau tidak orang-orang besar terlahir karena permsalahan yang besar, sebut saja steve jobs yang terpaksa harus di drop out dan setiap harinya harus menempuh perjalanan 20 mil untuk memperjuangkan pemikiranya tentang si apel. Banyak sekali tokoh besar dunia yang yang terlahir dari permasalahan yang dianggap orang tidak dalam kewajaran manusia.

Permasalahan adalah hal manis yang sedang dibungkus dengan kepahitan sementara, tak ada cara lain selain menghadapi dan sesegera mungkin untuk menyelesaikanya. Tumbuhnya permasalahan memungkinkan kita memahami megapa bahwa sisi manis itu sekedarnya saja, dan menghindar adalah jalan singkat terburuk yang tampak manis. Percayalah saja kawan , Sang Pencipta tidak akan membebani permasalahan melebihi kemampuan Hambanya.

Permasalahan adalah hal penting dalam kehidupan ini, tanpanya kita tidak akan tumbuh berkembang. Jangan meyakini hidup tanpa masalah adalah sebuah kemenganan, karena hidup tanpa malasalah adalah sebuah permasalahan besar. 

Diketik :
22 Februari 2016
by SugitCakgit
#GUYU(B) SANTRI motivasi

Gaya atau Taqwa



Melihat, merupakan salah satu hal yang mampu memperngaruhi cara berfikir manusia. Dengan melihat, seseorang akan menyampaikan persepsi terhadap sesuatu yang dipandangnya. Seperti halnya mesin scan yang mengidentifikasi tulisan pada kertas yang akan di ambil wujud tulisan, sehingga mampu menghasilkan gambar atau tulisan yang sama tanpa ada perbedaan dengan aslinya. Apa sampean sepakat dengan pernyataan saya tadi ?. Semoga tidak, hehee

Seni menghias, design, ataupun dekorasi, hingga saat ini masih menjadi cara yang paling ampuh dalam memasarkan suatu produk di pasaraan. Banyak sekali cara pengemasan yang unik dan asyik untuk dinikmati para calon pembeli. Tak jarang kemasan yang berlebihan biasanya tak sesuai dengan isi yang diharapkan. Bukankah kita sendiri pernah merasakan, saat membeli makanan berbungkus menggoda namun hasil sesuai dengan ekspektasi, misalnya saja saat kita membeli snack kentang yang bergambar dan berbungkus besar seolah-olah berisi banyak, namun kenyataanya yasudahlah..,

Hal semacam inilah yang saat ini digunakan untuk memasarkan produk yang hanya mementingkan keuntungan bagi para produsen yang membuat kecewa pelanggan yang awam. Namun tak semua produk seperti itu sebenarnya, misalnya saja mie instan, saat kita membeli di bungkusnya terdapat gambar yang sangat menarik pada penyajianya, terdapat mie, sayur, telor kemudian bumbu yang jika dibayangkan. beehhh.. sangat nikamat pastinya.

Berbeda dengan tampilan pada bungkus makanan, berbeda pula dengan cara berhias (maaf) bagi kaum hawa. Gaya lama seperti halnya dengan potongan rambut pendek pada tahun 80an, kemudian menggunakan rok mini dan juga berkerudung ala kadarnya mulai dtinggalkan. Model berpakaian dan berdandan yang kini mulai berubah. Wajarlah setiap manusia banyak yang ingin berubah menjadi lebih baik lagi. Salah satu bentuk trend yang ramai saat ini adalah cara berhijab( maknai saja (batas) menutup diri ). Model hijab yang dikembangkan cukup banyak, selain itu tak jarang pula setiap kota-kota besar memiliki komutitas tersendiri dan ada saja event yang digelar untuk model dandan yang satu ini. Sebenarnya tanpa ada trend semacam ini, kaum yang satu ini memang sangat suka sekali dalam bersolek karena hal tersebut secara garis besar memang kodrat yang wajib ada sebagai bentuk kaum hawa dianggap normal. Taruhlah kita setuju-setuju saja, jika memaknai berhijab adalah cara menutup diri. Namun menutup diri yang sperti apa ? Dari makna tersebut dapat ditangkap dua persepsi, menutup seperti halnya menutup pintu berkaca ataukah kemudian menutup pintu yang terbuat dari cermin. Tanpa dijelaskan, sebernarnya sampean sudah dapat menyimpulkan apa yang saya maksud. Tapi agar tak berbeda persepsi akan sedikit saya jelaskan. haha... Mari kita bayangkan ada dua brankas yang berisi benda-benda penting, misal uang, perhiasan dan lain sebagainya, satu akan ditutup dengan pintu yang berbahan kaca (bukan cermin), yang satu lagi akan ditutup dengan pintu berbahan cermin. Keduanya akan sama-sama tertutup dengan rapat, namanya juga brangkas.. hehe.
 
Jadi seperti ini maksud ana. Kedua penutup tadi sama-sama menggunakan bahan kaca, Namun dapat dipastikan dengan penutup kaca yang tampak dari luar, Ancaman bahaya sangat besar karena isi perhiasan yang menggoda. Sementara yang tertutup dengan cermin akan lebih aman dari mara bahaya.

Tapi coba kita ubah cara pandangnya, bagaimana jika yang tertutup dengan cermin tadi tidak berisi uang, perhiasan, dan barang penting lainya. Ya memang dalam contoh tadi adalah bahan berharga yang ada di dalamnya. Namun tetap saja dalam kenyataanya kita tidak pernah tau isi brangkas yang tertutup dengan sebuah kaca. Saat kita tidak tau, Bagaimanakah sikap kita jika brangkas tersebut malah berisi sebuah kotoran busuk atau binatang buas yang siap menerkam saat kita membuka brankas tersebut.

Hal inilah yang sebenarnya cukup membingungkan, sekarang ini banyak sekali perempuan yang tampak cantik dalam berhias dengan model hijab yang tak karuan macamnya. Banyak sekali alasan dan cara yang mereka lakukan agar tak ketinggalan dengan trend terbaru ini. Ada yang tadinya tak berhijab, ikut-ikutan berhijab dan menjadi lebih baik. Ada pula yang dengan kerudung besar dan tampak shalihah saat berjalan sendiri, namun ternyata tetap saja berdua-duaan dengan lain mahram. Bahkan ada pula yang menutupi kesalahanya (Hamil/MBA) dengan cara ini.

Tetap saja penilaian itu tidak bisa dari sisi negatif saja. Tentunya ada sisi positif yang tersendiri dari hal semacam ini. Hal inilah yang akan menjadi permasalahan baru terutama bagi kaum adam dalam bersikap. Akan terasa sulit membandingkan antara benar-benar taqwa ataukah hanya gaya belaka. Memilih menilai dengan mata Indra ataukan menilai dengan mata Hati.

Gaya ataukah taqwa ?
itulah pertanyaanya,


Diketik :
20 Februari 2016
by SugitCakgit


#Opini campuran

Senin, 11 Januari 2016

SPE Team 12

foto istimewa

Sudah berapa tahun kita bersama kawan ?? Sudah berapa kali kita bertatap muka, dalam sehari ini ?? Sudah berapa sering kita saling membenci dan saling mencintai ?? Sudahlah jangan baper, hahaa. Satu lagi, Sudah berapa adik tingkat dibawah kita ?? 

Aku yakin sampean semua tidak akan bisa menjawabnya, termasuk saya kecuali pertanyaan terakir.
Siang ini aku sedang berada di bangunan berlantai 3 kita (Gedung Energi), lebih tepatnya di pojokan ruang TA sebelah printer hitam yang atasnya ada beberapa tinta yang siap bekerja, dan aku duduk di pojokan kasur berwarna tak jelas karena seringnya ditiduri tapi tak pernah dicuci. Sesekali aku memandangi tulisan di dinding sebela kanan dari tempatku duduk, " Cepet Lulus, Cepet Kerja, Cepet Nikah ". Entahlah apa maksud yang terkandung dari tulisan itu, mungkin sekedar motivasi atau mungkin sebuah kode tersembunyi dari sang penulis tulisan itu yang hingga kini masih menjadi misteri. "Hehemmb..." jadi senyum sendiri.

Siang ini sangat panas, itulah mengapa hampir satu kelas SPED4 12 (red : Sepeda Rolas ) masuk ruang TA untuk sekedar ngadem. Di pojok kanan Ayik dan Nopik yang sibuk dengan strategi footbal manager yang hingga kini saya sendiri tidak tau strateginya "iyalah orang ndak ikut main" haha,
si Bidin di sampingku yang sedang menggambar turbin dan tak kunjung selesai, Hanjar yang diam terpaku pada gadgetnya seolah sedang beromunikasi secara gaib dengan HPnya, begitupun sama yang dilakukan Kevin dan kakJon. 

" Gooll.... " suara Zaki yang sedang bermain PES dengan Danto sementara Wayan dan Aul yang sedang menunggu giliran main dan bertindak sebagai saksi gol sekaligus komentator pertandingan zaki dan danto. 

" broo" suara bambang yang ada di luar ruangan menyapa adik kelas terdengar hingga dalam ruangan dan semua teman tertawa mendengarnya "hahaha .. ,mbang mbang !!"

Sementara, Khilmy yang berdiri berhadapan dengan wisnu sedang membuat janji untuk makan nanti malam, entahlah di mana mereka akan malam mungkin di rumah si khilmy.

si Ciwi-Ciwi ( red: Perempuan ) berenam yang bergerombol menghalangi pintu keluar ruangan sedang asyik membicarakan mulai makanan, orang , hingga yang lain sebagainya, entahlah yang satu kemana dari pasukan tersebut hilang kemana. " Duh pasukan ini memang gerombolan yang paling aneh di dunia,merasa selalu benar dan sulit dimengerti" ucapku dalam batin. 

Suasana makin rame dengan alunan musik yang di putar oleh Edwin dengan genre melayu, sebut saja dangdut. Tak karuan sudah satu ruangan ini, ditambah Tio yang sedang tidur di belakang kasur yang ku tempati, rasanya ruangan ini lebih panas dibandingkan di luar ruangan, " kreeekkkk" Suara pintu yang terbuka karena Novan dan Hamka yang baru saja datang. Ditambah suara mas Nyoman yang cempreng sedang berusaha memainkan gitar dengan bersandar pada dinding sambil memandangi chord gitar dari mbah gugel, duduk tepat diatas posisi kepala Tio yang sedang tidur. " Hahaa"

Datanglah si nanda dengan berlari-lari menuju ruang TA" woe gaes ada info menyenangkan dari pak tio nih, kita akan ada evaluasi mengenai persiapan menghadapi dunia sebenarnya plus class gatering" menyampaikan dengan gaya alaynya. 
Namun Na’as teman-teman tak ada yang memperhatikanya kecuali ciwi-ciwi yang ada di depan pintu masuk. Merasa tidak ada yang menghiraukanya, muncullah suara laki-lakinya " woee wooee, neg dikek i info iku mbok ya di rungokno rek, iki gae awakdwe " ucap nanda dengan nada tinggi.

" Uwess tak rungokne nda, woles wae lah" sahut nopik dengan nada kalem

"iyoo" ayik menambahi dengan nada melengkingnya.

"Ora usah banter-banter to nda, arek-arek ngerti ,wes krungu kok" tegas bidin menambahi.
"iya ndulles .." ucap rira dengan senyum.

"Tenang ndull, aku selalu memperhatikan kamu kok" sahut kakJon dengan nada nyantai.
"Gerrr, haahahhaa ", semua temen-temen rame tertawa..

Selang beberapa detik juri datang dengan langkah pelannya, " onok opo rek kok rame, krungu tekan ndisor kumau " ucap juri dengan polosnya.
" Perkoroe yo koen iku jur , teko telat takon-takon !!" ucap nanda agak kesal.
"hahahaha, jur jurr.. " satu ruangan makin heboh, tertawa sejadi-jadinya.
dan juri hanya bingung menggaruk kepalanya.

Mungkin ini sedikit hiburan di masa pusing Tugas Akhir seperti ini. Setidaknya sampean-sampean senyum membacanya kalopun tidak yasudah nanti kita senyum bareng saat kita foto wisuda ya. haha , Seperti itulah keseharian KITA kawan, maafkan dengan tulisan yang sedikit ngawur ini, setidaknya ini akan menjadi pengikat, dan pengingat di suatu masa nanti ketika KITA saling meraih mimpi.

Tapi Sudah ada pendamping wisuda belum ?? Tenang bro kalo belum, besok pas wisuda bisa pampang baner di bawah nih

gambar motivasi



Salam,  
  Ojo'ngantuk

Oleh sugitCakgit
diketik pada 11 januari 2016


motivasi

Kamis, 07 Januari 2016

Warkop Setia pun Tak Setia

Gambar 
   Sore ini mendung sekali, tampak awan bergulung-gulung berwarna hitam di sejauh aku memandang, dan gerimis kecil mulai berdatangan. Aku yang berdiri di teras masjid Assa’adah memandangi orang-orang berlarian kecil menerjang gerimis setelah sholat ashar berjamaah, ada pula adik kecil bergandengan dengan sang ayah yang berlari dengan pelanya, anak itu tertawa menikmati gerimis sementara sang ayah yang menggandengnya tak henti-hentinya berucap pada anaknya "Ayo diik,dilihat jalannya". namun sang anak tak menghiraukanya, dia tetap asyik berlarian kecil memandangi langit yang meneteskan gerimis sambil tertawa-tawa. "Hemmbb, repot juga ya jika jadi sang ayah" gumamku dalam hati.

   Akhirnya aku pun memutuskan menerjang gerimis, sembari menjinjing sarung dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang kopyah agar tak basah, berlari kecil kulakukan dengan berhati-hati. Sampailah aku di asrama pondok, dengan baju bagian pungguh sedikit basah. Aku segera menjereng baju dan berganti dengan baju yang kering. Kuamati melalui cendela gerimis telah reda, "yaahh gerimisnya slesai" ucapku agak kesal. Aku menengok ke langit, langitpun masih hitam sempurna seolah akan turun hujan, dan hawa dingin mulai terasa menusuk kulit, angin berhembus dengan perlahan seolah sang awan sedang menata maksud untuk hujan. Sore yang biasanya terang benderang hari ini , menjadi seperti malam. Kebetulan teman-teman sekamar sedang pada pulang karena libur akhir pekan, dalam satu kamar tinggal tiga orang saja yakni aku, Zidny, dan mas Daus.

"Dingin gini enaknya ngopi kali ya.." ucap zidny.

"Duh, perut juga lagi keroncongan ini, ayo ke warung dah.." ajak mas daus.

"iya juga mas, sama ini lagi laper juga.. ayo brangkat dah" sahutku dengan semangat.

Tanpa pikir panjang, kami bertiga berangkat menuju warung terdekat, maksud kami menuju warung di depan pondok seberang jalan. Kami pun segera turun ke lantai bawah, tiba-tiba gerimis turun lagi dengan pelan. Kami menerabas sambil menjinjing sarung, dengan melompati genangan air di gang kecil sbelum pintu keluar pondok. Tiba tepat di bawah gapura pondok, kami berhenti karena hujan yang semakin deras, " wah, pasti akan basah kuyup jika tetap menerjang menyeberang jalan" ucapku dalam hati. Di gapura ini kami berteduh di bawah asbes( red: Genting ) yang terpasang pada gapura, karena sempit kami saling merapatkan diri supaya tidak basah, tapi tetap saja karena angin yang berhembus. "bessshhhhhh...." seolah disiram orang dengan air satu timba, basah kuyuplah kami bertiga.

Merasa sudah basah zidny langsung berlari menyeberang jalan menuju warung yang bernama WarKop Setia, disusul mas daus baru kemudian aku berlari menyusulnya. Namun na’as ,warkop yang menyediakan minuman hangat dan juga makan ini tutup.
mas daus pun berucap dengan santai "Ketika hujan seperti ini, warkop pun jadi tak setia ya .."
" Gerrrrr ...hahahahahaa" , aku dan zidny tertawa lepas.

" itulah mas daus , nama memang tak pernah menunjukan orangnya, seperti warung ini nih, namanya aja yang warkop setia, saat dibutuhkan gini dia malah tak setia ...hahaa " ucap zidny dengan sok bijak.

" Biarkan warkop ini tak setia, yang penting aku setia menanti adik tercinta...hahaa" ucapku dengan ringan

"hahaha,, Kamu ini sok puitis mbah mbah !! " Sahut Zidny dengan panggilan kesayanganya terhadapku.


Oleh SugitCakGit
Diketik : 07/01/2016
#GUYU(B) SANTRI Cerita kisah

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © CakSugit Note'S 2015
    Distributed By My Blogger Themes | Designed By Triyono Sugit